A.KELOMPOK
SOSIAL DALAM MASYARAKAT KULTURAL
A.PENGERTIAN
KELOMPOK SOSIAL
Kelompok Sosial merupakan suatu
kesatuan sosial yang terdiri dari dua individu atau lebih yang saling
berinteraksi.Massa adalah orang yang berkumpul sementara dan menginginkan
kepentingan sesaat.
Pengertian kelompk
menurut beberapa ahli sbb:
1. joseph.s.roucek dan
Roland L.Waren
Ke-2 ahli tersebut
mengemukaan bahwa satu kelompok meliputi dua atau lebih mannusia antar mereka
terdapat beberapa pola iteraksi yang dapat di pahami oleh parah aggotanya atau
lain secara keseluruhan.
2. Mayor polak
Polak
berpendapat bahwa kelompok adalah satu grup yaitu sejumlah orng yang adaa
hubungan satu sama lain dan antarhubungan ini bersifat sebuah struktur
3. Wila Huky
Kelompok
merupakan uatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang saling
berkomunikasih
4. Abdul Syani
Menurut
abdul syani kelompok merupakan sejumlah rangkaian atau system.
B.PENGERTIAN
MASYARAKAT
Masyrakat
berasal dari bahasa arab yaitu musyarak. Masyarakat memiliki arti sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau terbuka. Masyarakat
terdiri atas individu-individu yang saling berinteraksi dan saling tergantung
satu sama lain atau di sebut zoon polticon. Dalam proses pergaulannya,
masyarakat akan menghasilkan budaya yang selanjutnya akan dipakai sebagai
sarana penyelenggaraan kehidupan bersama. Oleh sebab itu, konsep masyarakat dan
konsep kebudayaan merupakan dua hal yang senantiasa berkaitan dan membentuk
suatu sistem.
Berikut di
bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi
dunia.
1. Menurut
Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut
Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut
Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi
yang merupakan anggotanya.
4. Menurut
Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Dari
pengertian-pengertian di atas, dapat di lihat bahwa masyarakat merupakan
organisasi manusia yang selalu berhubungan satu sama lain dan memiliki
unsur-unsur pokok sebagai berikut
1.
Orang-orang dalam jumlah relatif
besar saling berinteraksi,baik antara individu dengan kelompok maupun
antarkelompok sehingga menjadi satu kesatuan sosial budaya.
2.
Adanya kerja sama yang secara
otomatis terjadi salam setiap masyarakat, baik dalam skala kecil
(antarindividu) maupun dalam skala luas (antarkelompok). Kerja sama ini
meliputi berbagai aspek kehidupan seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, serta pertahanan dan keamanan.
3.
Berada dalam wilayah dengan
batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungnya suatu tata
kehidupan bersama. Ada dua macam wilayah yang oleh Robert Lawang di sebut
satuan administratif (desa-kecamatan-kabupaten-provinsi), dan satuan teritorial
(kawasan pedesaan-perkotaan).
4.
Berlangsung dalam waktu relatif
lama, serta memiliki norma sosial tertentu yang menjadi pedoman dalam sistem
tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsep
masyarakat tidak berdiri sendiri,tetapi erat hubungannya dengan lingkungan. Hal
tersebut beraarti bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan sesamanya, maka
lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi sikap-sikap, perasaan, perlakuan
dan kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungannya. Misalnya : lingkungan
keluarga, para remaja yang sebaya, lingkungan kerja dan kampus. Di
masimg-masing lingkungan itulah ia akan termasuk sebagai anggota kelompoknya.
Oleh karena itu, ia dapat menyertakan, memainkan sifat dan kehendak anggota
kelompoknya bahkan kadang-kadang menciptakan, meminjam, meniru dan
memperkenalkan perilaku yang berbeda dalam masyarakat.
C.PENGERTIAN
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Apa yang dimaksud dengan masyarakat multikultural?
Masyarakat jenis ini kadang disebut sebagai masyarakat majemuk atau plural
society.
Istilah plural society, pertama kali digunakan oleh JS Furnival untuk menyebut masyarakat masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau kelompok-kelompok yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu masyarakat di mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan>
Istilah plural atau majemuk sebenarnya berbeda dengan pengertian heterogen. Majemuk atau plural itu merupakan lawan dari kata singular atau tunggal. Sehingga, masyarakat plural itu bukan masyarakat yang tunggal. Masyarakat tunggal merupakan masyarakat yang mendukung satu sistem kebudayaan yang sama, sedangkan pada masyarakat plural, di dalamnya terdapat lebih dari satu kelompok baik etnik maupun sosial yang menganut sistem kebudayaan (subkultur) berbeda satu dengan yang lain. Sebuah masyarakat kota, mungkin tepat disebut sebagai masyarakat heterogen, sepanjang meskipun mereka berasal dari latar belakang SARA (sukubangsa, agama, ras, atau pun aliran/golongan-golongan) yang berbeda, tetapi mereka tidak mengelompok berdasarkan SARA tersebut. Heterogen lawan dari kondisi yang disebut homogen. Disebut homogen kalau anggota masyarakat berasal dari SARA yang secara relatif sama. Disebut heterogen kalau berasal dari SARA yang saling berbeda, namun –sekali lagi– mereka tidak mengelompok (tersegmentasi) berdasarkan SARA tersebut.
Selanjutnya, suatu masyarakat disebut multikultural, majemuk, atau plural apabila para anggota-anggotanya berasal dari SARA yang saling berbeda, dan SARA tersebut menjadi dasar pengelompokan para anggota masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdiri atas dua atau lebih kelompok etnis maupun sosial yang didasarkan pada SARA yang pada umumnya bersifat primordial, dan masing-masing mengembangkan subkultur tertentu. Interaksi antar-kelompok lebih rendah daripada interaksi internal kelompok. Bahkan, di dalam banyak masyarakat majemuk, struktur sosial yang ada sering bersifat konsolidatif, sehingga proses menuju integrasi sosialnya terhambat.
Istilah plural society, pertama kali digunakan oleh JS Furnival untuk menyebut masyarakat masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau kelompok-kelompok yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu masyarakat di mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan>
Istilah plural atau majemuk sebenarnya berbeda dengan pengertian heterogen. Majemuk atau plural itu merupakan lawan dari kata singular atau tunggal. Sehingga, masyarakat plural itu bukan masyarakat yang tunggal. Masyarakat tunggal merupakan masyarakat yang mendukung satu sistem kebudayaan yang sama, sedangkan pada masyarakat plural, di dalamnya terdapat lebih dari satu kelompok baik etnik maupun sosial yang menganut sistem kebudayaan (subkultur) berbeda satu dengan yang lain. Sebuah masyarakat kota, mungkin tepat disebut sebagai masyarakat heterogen, sepanjang meskipun mereka berasal dari latar belakang SARA (sukubangsa, agama, ras, atau pun aliran/golongan-golongan) yang berbeda, tetapi mereka tidak mengelompok berdasarkan SARA tersebut. Heterogen lawan dari kondisi yang disebut homogen. Disebut homogen kalau anggota masyarakat berasal dari SARA yang secara relatif sama. Disebut heterogen kalau berasal dari SARA yang saling berbeda, namun –sekali lagi– mereka tidak mengelompok (tersegmentasi) berdasarkan SARA tersebut.
Selanjutnya, suatu masyarakat disebut multikultural, majemuk, atau plural apabila para anggota-anggotanya berasal dari SARA yang saling berbeda, dan SARA tersebut menjadi dasar pengelompokan para anggota masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdiri atas dua atau lebih kelompok etnis maupun sosial yang didasarkan pada SARA yang pada umumnya bersifat primordial, dan masing-masing mengembangkan subkultur tertentu. Interaksi antar-kelompok lebih rendah daripada interaksi internal kelompok. Bahkan, di dalam banyak masyarakat majemuk, struktur sosial yang ada sering bersifat konsolidatif, sehingga proses menuju integrasi sosialnya terhambat.
Agar lebih jelas, berikut dikemukakan ciri masyarakat multikultural menurut van Den Berghe.
1.
Mengalami segmentasi ke dalam
kelompok-kelompok dengan subkultur saling berbeda
2.
Memiliki struktur yang terbagi ke
dalam lembaga-lembaga yang nonkomplemen
3.
Kurang dapat mengembangkan konsensus
mengenai nilai dasar
4.
Relatif sering mengalami konflik
5.
Secara relatif integrasi sosial
tumbuh di atas paksaan, dan/atau
6.
Ketergantungan ekonomi, dan/atau
7.
Dominasi politik oleh suatu kelompok
terhadap kelompok yang lain
Konfigirasi masyarakat multikultural.
Furnival mengemukakan bahwa apabila dilihat dari konfigurasi etnis atau kelompok yang menjadi unsurnya, paling tidak terdapat empat macam masyarakat majemuk, yaitu: (1) masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang, (2) masyarakat majemuk dengan maioritas dominan, (3) masyarakat majemuk dengan minirotas dominan, dan (4) masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental.
1. . Masyarakat majemuk dengan konfigurasi kompetisi seimbang
Di antara kelompok-kelompok yang ada, masing-masing mempunyai kekuatan kompetisi yang seimbang, tidak ada satupun kelompok yang dapat menguasai yang lain. Integrasi sosial sebagai sebuah masyarakat besar tidak mudah terjadi, kecuali kalau ada di antara kelompok-kelompok tersebut yang berhasil membangun koalisi lintas kelompok, misalnya lintas etnik yang membentuknya.
2. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi maioritas dominanDi antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok besar dan berkuasa.
3. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi minoritas dominan.Di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok yang kecil tetapi berkuasa
4. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental.Masyarakat multicultural secara secara sederhana adalah masyarakat yg memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda
Furnival mengemukakan bahwa apabila dilihat dari konfigurasi etnis atau kelompok yang menjadi unsurnya, paling tidak terdapat empat macam masyarakat majemuk, yaitu: (1) masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang, (2) masyarakat majemuk dengan maioritas dominan, (3) masyarakat majemuk dengan minirotas dominan, dan (4) masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental.
1. . Masyarakat majemuk dengan konfigurasi kompetisi seimbang
Di antara kelompok-kelompok yang ada, masing-masing mempunyai kekuatan kompetisi yang seimbang, tidak ada satupun kelompok yang dapat menguasai yang lain. Integrasi sosial sebagai sebuah masyarakat besar tidak mudah terjadi, kecuali kalau ada di antara kelompok-kelompok tersebut yang berhasil membangun koalisi lintas kelompok, misalnya lintas etnik yang membentuknya.
2. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi maioritas dominanDi antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok besar dan berkuasa.
3. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi minoritas dominan.Di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok yang kecil tetapi berkuasa
4. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental.Masyarakat multicultural secara secara sederhana adalah masyarakat yg memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda
Berikut ini pengertian mayarakat multicultural
menurut beberapa para ahli:
1. Furnivall
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.
2. Clifford Gertz
Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
3. Nasikun
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat deverseyang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.
4. Kesimpulan saya
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang teriri dari berbagai elemen, baik itu suku, ras, dll yang hidup dalam suatu kelompok masyrakat yang memiliki satu pemerintaha tetapi dalam masyarakat itu masig terdapat segmen- segmen yang tidak bisa disatukan.
1. Furnivall
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.
2. Clifford Gertz
Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
3. Nasikun
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat deverseyang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.
4. Kesimpulan saya
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang teriri dari berbagai elemen, baik itu suku, ras, dll yang hidup dalam suatu kelompok masyrakat yang memiliki satu pemerintaha tetapi dalam masyarakat itu masig terdapat segmen- segmen yang tidak bisa disatukan.
B.KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARKAT MULTIKULTURAL
Apabila kita amati,pada masyarakat multicultural terdapat bermacam-macam kelompok sosial
1.Perkumpuln sosial
1.Perkumpuln sosial
Perkumpulan
sosial adalah perkumpulan yang ssengaja di bentuk masyarakat sebagai tempat
untuk melaksnakan aktivitas dan mencpi tujuan bersama.perkumpulan sosial yang
berbentuk secaara alami,misalnya marga tarign,yang dalam bahasa inggris disebut
group atau primary group.istilah primary group berasal dari C.H Coolay,yang
menguraikan konsep tersebut dalam bukunya social organization(new York,ch
scribner’s son 1909).sistem organisasinya di sebut informal organisasion.
2.komunitas
Komunitasvdalam bahas
inggris disebut community yang bila di terjemahkan dalam bahasa Indonesia
berarti masyarakat setempat.istilah komunitas di gunakan untuk menunjuk
kelompok-kelompok sosial sepert:
a.kelompok warga sebuah kampong
b.kelompok warga sebuah desa
c.kelompok warga sebuah kota
d.kelompok warga sebuah suku bangsa
e.kelompok orang yang bekerja sebagai petani
f.kelompok orang yang profesinya sebagai pegwai negeri
g.kelompok orang yang bekerja sebagai karyawan pabrik,dan
seterusnya
masyarakat yang memiliki
wilayah yang luas dan parmanen biasanya mempunyai ikatan soladiritas dan
primadonal yang cukup kuatebagi pengaruh kesatuan tempat tingglnya.persaan
demikian merupakan identifikasi manusia terhadap daerah tempat tinngal di sebut
community sentiment,community sentiment adalah suatu perasaan yang di miliki
oleh anggota kelompok masyarakat yang dalam kehidupannya saling memerlukan
member dan menerimaserta tanah yng di tempati memberikan kehidupan
a.perasaan
seperasaan
timbul akibat seseorang berusaha mengidentifikasih dirinya dengan orang lain
dalam masyarakat
b.sepenanggungan
tiap-tiap
orang dalam suatu kelompok komunitas biasanya memiliki persaan senasib dan
sepenanggungan,perasaan seperjuangan atau perasaan satu pengalaman sejarah
c.saling
memerlukan
individu
dalam suatu komunitas akan mera dirinya sangat tergantung pada kelompok
sosialnya baik yang menyangkut kebutuhan materal maupun spiritual.
3.golongan sosial
Golongan sosial adalah
siatu kesatuan manusia yang di tandai oleh suatu ciri-ciri tertentu dan
mempunyai ikatan identitas sosial.identtas sosial tumbuh dan berkembang sebagai
respon terhadap pihak luar ketika memandag golongan sosial tersebut.
4.kategori sosial
Kategori sosial adalah
kesatuan manusia yang terbentuk karana mempunyai cirri-ciri objektif yang yang
biasanya dikenakan oleh pihak luar dengan maksud tertentu.misalnya dalam
masyarakat suatu Negara ada kategori warga Negara di atas umur 18 tahun dan
kategoi di bawah umur 18 tahun ke bawah.dengan maksud untuk membadakan antar
warga negaara yang mempunyai hak memiih dan warga Negara yang tidak mempunyai
hakpilih dalam pemilihan umum.
5.MASYAAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT
PERKOTAAN
a. Masyarakat desa →
masyarakat yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani.
Masyarakat pedesaan
selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak
dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian
karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa.
Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era
informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak
berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan
batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota
masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup
dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi
masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama
sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak
tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam
masyarakat
b. Masyarakat kota →
masyarakat
yang sebagian besar penduduknya bekerja beragaMasyarakat
perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda
dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota
yaitu :
1.
kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2.
orang kota pada umumnya dapat
mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting
disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan
keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik
, perbedaan agama dan sebagainya .
3.
Jalan pikiran rasional yang pada
umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4.
pembagian kerja di antra warga-warga
kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5.
kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga
desa
6.
interaksi yang terjai lebih banyak
terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7.
pembagian waktu yang lebih teliti
dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8.
perubahan-perubahan sosial tampak
dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh
dari luar
CIRI CIRI MASYARAKAT PEDESAAN DAN
MASYARKAT PERKOTAAN
1. Masyarakat
pedesaan
- Kehidupan
masyarakat lebih tergantung pada keadaan alam.
- Mata pencahariannya
bertani, nelayan dan berternak.
- Memiliki keragaman
suku bangsa, bahasa, kepercayaan dan adat istiadat.
- Ukuran pelapisan
sosial ialah kepemilikan tanah dan kebangsawanan.
- Masyarakat pedesaan
cenderung teguh memegang nilai agama, etika dan moral.
2.Masyarakat perkotaan
- Masyarakat kota
tidak bergantung pada subur tidaknya keadaan alam.
- Masyarakat perkotaan
memiliki ciri-ciri sosial, kebudayaan dan pekerjaan masyarakat perkotaan ialah
heterogen (beragam).
- Ukuran pelapisan
sosial ialah, kekayaan, pendidikan dan status sosial.
- Masyarakat
perkotaan berorientasi pada nilai-nilai ekonomi dan pendidikan.
.
C.PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN
PERKOTAAN
- Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam,
karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa
akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan
penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas
alam.
- Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan
adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang,
sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
- Ukuran Komunitas,
Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
- Kepadatan Penduduk,
Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan
penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan
dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
- Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan
psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada
masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota
sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam
perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
- Diferensiasi Sosial,
Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg
tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
- Pelapisan Sosial,
Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida
terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida,
kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan
sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
- pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak
system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
- pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm
dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
- masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
- ketentuan kasta dan contoh perilaku.
Mobilitas Sosial.
Mobilitas berkaitan dgn perpindahan
yg disebabkan oleh pendidikan kota yg heterogen, terkonsentrasi
nya kelembagaan-kelembagaan.
- banyak penduduk yg pindah kamar atau rumah
- waktu yg tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian
per satuan
- bepergian setiap hari di dalam atau di luar
- waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan di daerah
perdesaan Interaksi Sosial.
- masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
- dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun
secara kualitatif
Pengawasan Sosial.
Di kota pengawasan lebih bersifat
formal, pribadi dan peraturan lbh menyangkut masalah pelanggaran
Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah
perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi
dari individu dibandingkan dengan
kota
Standar Kehidupan
Di kota tersedia dan ada kesanggupan
dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian
Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial pada
masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masingmasing faktor
yang berbeda
Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa
dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan
norma yang berlaku
Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan
terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling
membutuhkanKota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan
tertentu di kota.sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan
oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan
manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik .
Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk
struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat
ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
-
Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
-
Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
-
Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
-
Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
-
Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas
umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan
tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota
harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka
pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b) Kelancaran dalam
pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat
dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya ;
c) Masalah
keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka
kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru ;
d) Dalam rangka
pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di
kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat
bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Oleh karena itu maka kebijaksanaan
perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka
pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan kota
seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut
:
1) Menekan angka
kelahiran
2) Mengalihkan
pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
3) Membendung
urbanisasi
4) Mendirikan kota
satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
5) Meningkatkan
fungsi dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar
kota besar
6) Transmigrasi
bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan
D.MASYARAKAT TRADISONAL DAN MASYARAKAT MODERN
Masyarakat
tradisional → masyarakat yang masih dipengaruhi oleh
adat istiadat kebiasaan lama.
Masyarakat tradisional adalah
masyarakat yang masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Masyarakat
tradisional umumnya hidup di daerah pedesaan sehingga umumnya disebut juga
sebagai masyarakat desa. Cirri yang paling pokok dalam kehiduapan masyarakat tradisional
adalah keteragantungan terhadap lingkungan alam sekitarnya. Penyesuaian
terhadap alam sangat mempengayruhi struktur kemasyarakatan, adat istiadat,
fungsi social dan corak kehidupan lainnya. System mata pencahariaan dalam
masyarakat tradisional umumnya bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam yaitu
system pertanian.
.
Masyarakat modern → masyarakat yang sudah majudan tidak
dipengaruhi oleh adat istiadaT
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya memunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peraadaban masa kini. Masyarakat modern telah bebas dari kekuasaan adat istiadat lama. Masyarakat modern umumnya telah tinggal di daerah perkotaan sehingga disebut juga masyarakat kota. Masyarakat kota biasanya hidup dari sektor industry, dan sector jasa
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya memunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peraadaban masa kini. Masyarakat modern telah bebas dari kekuasaan adat istiadat lama. Masyarakat modern umumnya telah tinggal di daerah perkotaan sehingga disebut juga masyarakat kota. Masyarakat kota biasanya hidup dari sektor industry, dan sector jasa
Perbedaan antara masyarakat
tradisional dengan masyarkat modern jika dilihat dari berbagai faktor sebagai
berikut :
1. Perekonomian
• Tradisional
Ditinjau dari segi ekonomi, masyarakat tradisionat rata- rataü termasuk ke dalam ekonomi kelas menengah ke bawah / golongan ekonomi rendah karena mata pencaharian masyarakat tradisional yaitu mengotah afam seperti bertani, berkebun, bertadang, beternak, sehingga penghasilannya pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja.
Cara berusaha (ekonomi) pada masyarakat desa adalah agraris yangü paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam.
• Tradisional
Ditinjau dari segi ekonomi, masyarakat tradisionat rata- rataü termasuk ke dalam ekonomi kelas menengah ke bawah / golongan ekonomi rendah karena mata pencaharian masyarakat tradisional yaitu mengotah afam seperti bertani, berkebun, bertadang, beternak, sehingga penghasilannya pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja.
Cara berusaha (ekonomi) pada masyarakat desa adalah agraris yangü paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam.
• Modern
Perekonomian pada masyarakat taradisional rata- rata termasuk keü dalam golongan sedang hingga ketas menengah atas karena mata pencaharian mereka yang rata- rata sesuai dengan perkembangan zaman dan menunjang pembangunan negara seperti dokter, arsitek, pegawai, bisnis dll.
Perekonomian pada masyarakat taradisional rata- rata termasuk keü dalam golongan sedang hingga ketas menengah atas karena mata pencaharian mereka yang rata- rata sesuai dengan perkembangan zaman dan menunjang pembangunan negara seperti dokter, arsitek, pegawai, bisnis dll.
2. Pembagian kerja
• Tradisional
Masyarakat tradisional umumnya dalam pembagian kerja dilakukan secaraü bersama- sama/ gotong royong karena bagi masyarakat tradisional sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaaan.
Pola pembagian kerjanya cenderung dibedakan dan pembagian kerjaü dibedakan menurut jenis kelamin dan lapangan pekerjaannya masih kurang.
• Tradisional
Masyarakat tradisional umumnya dalam pembagian kerja dilakukan secaraü bersama- sama/ gotong royong karena bagi masyarakat tradisional sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaaan.
Pola pembagian kerjanya cenderung dibedakan dan pembagian kerjaü dibedakan menurut jenis kelamin dan lapangan pekerjaannya masih kurang.
• Modern
pada masyarakat modern, sistem pembagian kerja bersifatü individulistik karena masyarakat modern cenderung untuk mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bersama.
Pada masyarakat modern terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan dan terpisah dari pengaruh struktur sosial lainnya.ü
pada masyarakat modern, sistem pembagian kerja bersifatü individulistik karena masyarakat modern cenderung untuk mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bersama.
Pada masyarakat modern terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan dan terpisah dari pengaruh struktur sosial lainnya.ü
3. System pelapisan sosial
• Tradisional
Pada masyarakat tradisionai sangat menonjolkan kedudukan. Sehinggaü semakin tinggi kedudukan seseorang/lapisan sosial maka akan semakin dihormati oleh masyarakat di sekitarnya.
pada masyarakat trdisional pelapisan sosialnya terjadi denganü sendirinya, maka kedudukan seseorang pada suatu strata tentu terjadi secara otomatis, misalnya karena usia yang tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih , atau kerabat pembuka tanah, seseorang memiliki bakat seni atau sakti.
• Tradisional
Pada masyarakat tradisionai sangat menonjolkan kedudukan. Sehinggaü semakin tinggi kedudukan seseorang/lapisan sosial maka akan semakin dihormati oleh masyarakat di sekitarnya.
pada masyarakat trdisional pelapisan sosialnya terjadi denganü sendirinya, maka kedudukan seseorang pada suatu strata tentu terjadi secara otomatis, misalnya karena usia yang tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih , atau kerabat pembuka tanah, seseorang memiliki bakat seni atau sakti.
• Modern
masyarakat moderen dilihat dari prestasinya. Semakin tinggi prestasiü orangtersebut maka peranan orangtersebut dalam masyarakat semakin tinggi.
Pada masyarakat modern lapisan sosialnya di tentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan pada seseorang .ü
\
masyarakat moderen dilihat dari prestasinya. Semakin tinggi prestasiü orangtersebut maka peranan orangtersebut dalam masyarakat semakin tinggi.
Pada masyarakat modern lapisan sosialnya di tentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan pada seseorang .ü
\
4. Mobilitas Sosial
• Tradisional
mobilitas sosoial masyarakat tradisional terbatas dan kelompok local yang stabil.ü
Mobilitas territorial lebih jrsng terjadiü
Mobilitas/ perpindahan dari desa kekota lebih banyak Masyarakatü tradisional tempat tinggalnya bisa berpindah- pindah sesuai dengan persediaan makanan atau hewan buruan. Berada di pedesaan bahkan dipedalaman
• Tradisional
mobilitas sosoial masyarakat tradisional terbatas dan kelompok local yang stabil.ü
Mobilitas territorial lebih jrsng terjadiü
Mobilitas/ perpindahan dari desa kekota lebih banyak Masyarakatü tradisional tempat tinggalnya bisa berpindah- pindah sesuai dengan persediaan makanan atau hewan buruan. Berada di pedesaan bahkan dipedalaman
• Modern
Mobilitas sosial masyarakat modern tinggi dalam arti luas.ü
Penduduk kota lebih dinamis dan mobilitasnya cukup tinggi.ü
Mobilitas sosial masyarakat modern tinggi dalam arti luas.ü
Penduduk kota lebih dinamis dan mobilitasnya cukup tinggi.ü
5. Tingkat Pendidikan
• Tradisional
Masyarakat tradisional rata- rata memiliki tingkat pendidikan yangü lebih rendah dibandingkan masyarakat modern. Biaya pendidikan yang dianggap mahal oleh masyarakat tradisional sehingga mereka berasumsi bahwa daripada melanjutkan pendidikan yang membutuhkan biaya mahal lebih baik bekerja karena dapat menghasilkan uang urituk memenuhi kebutuhan hidup.
Tingkat pendididkan di desa masih kurang atau tertinggal, sepertiü pada fasilitas yang ada di sekolah, perlengkapan belajar mengajar juga masih kurang lengkap.
• Tradisional
Masyarakat tradisional rata- rata memiliki tingkat pendidikan yangü lebih rendah dibandingkan masyarakat modern. Biaya pendidikan yang dianggap mahal oleh masyarakat tradisional sehingga mereka berasumsi bahwa daripada melanjutkan pendidikan yang membutuhkan biaya mahal lebih baik bekerja karena dapat menghasilkan uang urituk memenuhi kebutuhan hidup.
Tingkat pendididkan di desa masih kurang atau tertinggal, sepertiü pada fasilitas yang ada di sekolah, perlengkapan belajar mengajar juga masih kurang lengkap.
• Modern
• Pada masyarakat modern yang sangat memprioritaskan pendidikan, karena bagi mereka pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik.
• Pada masyarakat modern yang sangat memprioritaskan pendidikan, karena bagi mereka pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik.
6. Sistem Komunikasi
• Tradisional
masyarakat tradisional terbatas dibandingkan masyarakat modern.ü Masyarakat tradisional biasanya kurang mengikuti perkembangan teknologi dibanding masyarakat modern
• Modern
pada masyarakat modern system komunikasinya sudah maju, terutama alat komunikasinya bermacam macam dan canggihü
masyarakat modern sendiri sangat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi segingga dapat melakukan komunikasi ddengan mudahü
• Tradisional
masyarakat tradisional terbatas dibandingkan masyarakat modern.ü Masyarakat tradisional biasanya kurang mengikuti perkembangan teknologi dibanding masyarakat modern
• Modern
pada masyarakat modern system komunikasinya sudah maju, terutama alat komunikasinya bermacam macam dan canggihü
masyarakat modern sendiri sangat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi segingga dapat melakukan komunikasi ddengan mudahü
7. Nilai Budaya
• Tradisional
Masyarakat tradisional memiliki nilai budaya yang lebih kental dalamü arti lebih sering digunakan dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisional senantiasa menggunakan nilai- nilai budaya yang ada untuk pedoman dalam berperilaku. Biasanya nilai- nilai budaya yang ada pada masyarakat tradisional sifatnya tidak tertulis.
• Tradisional
Masyarakat tradisional memiliki nilai budaya yang lebih kental dalamü arti lebih sering digunakan dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisional senantiasa menggunakan nilai- nilai budaya yang ada untuk pedoman dalam berperilaku. Biasanya nilai- nilai budaya yang ada pada masyarakat tradisional sifatnya tidak tertulis.
• Modern
pada masyarakat modern lebih cenderung menggunakan norma / aturan sebagai pedoman dalam berperilaku.ü
pada masyarakat modern dianggap mempunyai ingkatt kebudayaan yangü tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang.
pada masyarakat modern lebih cenderung menggunakan norma / aturan sebagai pedoman dalam berperilaku.ü
pada masyarakat modern dianggap mempunyai ingkatt kebudayaan yangü tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang.
8. Sistem kepemimpinan
• Tradisional
Pada masyarakat tradisional mem’iiiki sistem kepemimpinan yang kurangü maju/ terbatas dibandingkan dengan masyarakat modern yang lebih maju. Masyarakat tradisiona! biasanya menentukan suatu pemimpin berdasarkan strata sosial,
• Modern
pada masyarakat modern system kepemimpinan di anggap sangatlahü penting , karena masyarakat berlombah – lombah untuk menjadi seorang pemimpin untuk memperoleh stats yang tinggi sehingga pemimpin di anggap sangatlah tinggi dan penting.
• Tradisional
Pada masyarakat tradisional mem’iiiki sistem kepemimpinan yang kurangü maju/ terbatas dibandingkan dengan masyarakat modern yang lebih maju. Masyarakat tradisiona! biasanya menentukan suatu pemimpin berdasarkan strata sosial,
• Modern
pada masyarakat modern system kepemimpinan di anggap sangatlahü penting , karena masyarakat berlombah – lombah untuk menjadi seorang pemimpin untuk memperoleh stats yang tinggi sehingga pemimpin di anggap sangatlah tinggi dan penting.
9. Penerapan Tekonologi
• Tradisional
Masyarakat tradisional dalam penerapan teknologi sangat terbatasü dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisiona! cenderung kurang mengikuti perkembangan teknologi karena bagi mereka teknologi kurang menunjang dan bukan prioritas utama dalam kebutuhan hidup mereka.
• Modern
Lain halnya dengan masyarakat modern yang hidupnya sangat tergantungü pada teknologi sehingga sangat mengikuti perkembangan teknologi untuk menunjang hidupnya.
• Tradisional
Masyarakat tradisional dalam penerapan teknologi sangat terbatasü dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisiona! cenderung kurang mengikuti perkembangan teknologi karena bagi mereka teknologi kurang menunjang dan bukan prioritas utama dalam kebutuhan hidup mereka.
• Modern
Lain halnya dengan masyarakat modern yang hidupnya sangat tergantungü pada teknologi sehingga sangat mengikuti perkembangan teknologi untuk menunjang hidupnya.
10. Pola Hubungan Sosial / Interaksi
Sosial
• Tradisional
Pola hubungan sosiat pada masyarakat tradisiona! sangat terasa sekaliü dibandingkan masyarakat modern karena masyarakat tradisional senantiasa bergotong royong dalam segala hal
• Modern
masyarakat modern pola hubungan sosiat kurang terlaksana dengan baik karena masyarakat yang individualistic.ü
• Tradisional
Pola hubungan sosiat pada masyarakat tradisiona! sangat terasa sekaliü dibandingkan masyarakat modern karena masyarakat tradisional senantiasa bergotong royong dalam segala hal
• Modern
masyarakat modern pola hubungan sosiat kurang terlaksana dengan baik karena masyarakat yang individualistic.ü
CIRI
CIRI MAYARAKAT TRADISIONAL DAN MASYARAKAT MODERN
A.
Masyarakat tradisional
- Pola sikap dan
perilakunya sederhana baik dalam berfikir, berbahasa maupun bertindak.
- Hubungan
kekerabatan masih kuat, perbedaan kelas sosial tidak terlalu menonjol dan
pelapisan masyarakatnya masih sederhana.
- Alat-alat
perlengkapan hidupnya masih sangat sederhana.
- Sistem mata
pencaharian pada umumnya bercocok tanam, berburu, maramu, berternak dan
menangkap ikan.
B. Masyarakat Modern
-hubungan
antarmanusia terutama di dasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi
-hubungan dengan
masyarakat lain di lakukan secara terbuka dalam suasana saling memengaruhi
kecuali(mungkin) dalam penjagaan rahasia
penemuan-penemuan baru.
-kepercayaan yang
kuat pada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi ssebagai sarana untuk
senantiasa meningkatkan kesejatraaan masyarakat
-masyarakat
tergolong-golong menurut profesi serta keahlian yanh masing-masing dapat di
pelajari dan0di tingkatkan dalam lembaga-lembaga pendidikan ketrampilan dan
tujuan
-tingkat pendidikan
formal,pada umumnya tinggi dan merata
-hukuman yang berlaku
pada pokoknya adalah hukuman tertulis yang sangat kompleks
-konomi hamper
seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang di dasarkan atas penggunaan uang dengan
alat-alat pembayaran lain.
0 komentar:
Posting Komentar