Minggu, 06 Mei 2012

" PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL




A.KELOMPOK SOSIAL  DALAM MASYARAKAT  KULTURAL

A.PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL

Kelompok Sosial merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua individu atau lebih yang saling berinteraksi.Massa adalah orang yang berkumpul sementara dan menginginkan kepentingan sesaat.
Pengertian kelompk menurut beberapa ahli sbb:
1.    joseph.s.roucek dan Roland L.Waren
Ke-2 ahli tersebut mengemukaan bahwa satu kelompok meliputi dua atau lebih mannusia antar mereka terdapat beberapa pola iteraksi yang dapat di pahami oleh parah aggotanya atau lain secara keseluruhan.
2.    Mayor polak
Polak berpendapat bahwa kelompok adalah satu grup yaitu sejumlah orng yang adaa hubungan satu sama lain dan antarhubungan ini bersifat sebuah struktur
3.    Wila Huky
Kelompok merupakan uatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang saling berkomunikasih
4.    Abdul Syani
Menurut abdul syani kelompok merupakan sejumlah rangkaian atau system.



B.PENGERTIAN MASYARAKAT
    Masyrakat berasal dari bahasa arab yaitu musyarak. Masyarakat memiliki arti sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau terbuka. Masyarakat terdiri atas individu-individu yang saling berinteraksi dan saling tergantung satu sama lain atau di sebut zoon polticon. Dalam proses pergaulannya, masyarakat akan menghasilkan budaya yang selanjutnya akan dipakai sebagai sarana penyelenggaraan kehidupan bersama. Oleh sebab itu, konsep masyarakat dan konsep kebudayaan merupakan dua hal yang senantiasa berkaitan dan membentuk suatu sistem.
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan   menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
    Dari pengertian-pengertian di atas, dapat di lihat bahwa masyarakat merupakan organisasi manusia yang selalu berhubungan satu sama lain dan memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut
1.      Orang-orang dalam jumlah relatif besar saling berinteraksi,baik antara individu dengan kelompok maupun antarkelompok sehingga menjadi satu kesatuan sosial budaya.
2.      Adanya kerja sama yang secara otomatis terjadi salam setiap masyarakat, baik dalam skala kecil (antarindividu) maupun dalam skala luas (antarkelompok). Kerja sama ini meliputi berbagai aspek kehidupan seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
3.      Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama. Ada dua macam wilayah yang oleh Robert Lawang di sebut satuan administratif (desa-kecamatan-kabupaten-provinsi), dan satuan teritorial (kawasan pedesaan-perkotaan).
4.      Berlangsung dalam waktu relatif lama, serta memiliki norma sosial tertentu yang menjadi pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsep masyarakat tidak berdiri sendiri,tetapi erat hubungannya dengan lingkungan. Hal tersebut beraarti bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan sesamanya, maka lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi sikap-sikap, perasaan, perlakuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungannya. Misalnya : lingkungan keluarga, para remaja yang sebaya, lingkungan kerja dan kampus. Di masimg-masing lingkungan itulah ia akan termasuk sebagai anggota kelompoknya. Oleh karena itu, ia dapat menyertakan, memainkan sifat dan kehendak anggota kelompoknya bahkan kadang-kadang menciptakan, meminjam, meniru dan memperkenalkan perilaku yang berbeda dalam masyarakat.
C.PENGERTIAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Apa yang dimaksud dengan masyarakat multikultural? Masyarakat jenis ini kadang disebut sebagai masyarakat majemuk atau plural society.
Istilah plural society, pertama kali digunakan oleh JS Furnival untuk menyebut masyarakat masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau kelompok-kelompok yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu masyarakat di mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan>
Istilah plural atau majemuk sebenarnya berbeda dengan pengertian heterogen. Majemuk atau plural itu merupakan lawan dari kata singular atau tunggal. Sehingga, masyarakat plural itu bukan masyarakat yang tunggal. Masyarakat tunggal merupakan masyarakat yang mendukung satu sistem kebudayaan yang sama, sedangkan pada masyarakat plural, di dalamnya terdapat lebih dari satu kelompok baik etnik maupun sosial yang menganut sistem kebudayaan (subkultur) berbeda satu dengan yang lain. Sebuah masyarakat kota, mungkin tepat disebut sebagai masyarakat heterogen, sepanjang meskipun mereka berasal dari latar belakang SARA (sukubangsa, agama, ras, atau pun aliran/golongan-golongan) yang berbeda, tetapi mereka tidak mengelompok berdasarkan SARA tersebut. Heterogen lawan dari kondisi yang disebut homogen. Disebut homogen kalau anggota masyarakat berasal dari SARA yang secara relatif sama. Disebut heterogen kalau berasal dari SARA yang saling berbeda, namun –sekali lagi– mereka tidak mengelompok (tersegmentasi) berdasarkan SARA tersebut.
Selanjutnya, suatu masyarakat disebut multikultural, majemuk, atau plural apabila para anggota-anggotanya berasal dari SARA yang saling berbeda, dan SARA tersebut menjadi dasar pengelompokan para anggota masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdiri atas dua atau lebih kelompok etnis maupun sosial yang didasarkan pada SARA yang pada umumnya bersifat primordial, dan masing-masing mengembangkan subkultur tertentu. Interaksi antar-kelompok lebih rendah daripada interaksi internal kelompok. Bahkan, di dalam banyak masyarakat majemuk, struktur sosial yang ada sering bersifat konsolidatif, sehingga proses menuju integrasi sosialnya terhambat.

Agar lebih jelas, berikut dikemukakan ciri masyarakat multikultural menurut van Den Berghe.
1.      Mengalami segmentasi ke dalam kelompok-kelompok dengan subkultur saling berbeda
2.      Memiliki struktur yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang nonkomplemen
3.      Kurang dapat mengembangkan konsensus mengenai nilai dasar
4.      Relatif sering mengalami konflik
5.      Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan, dan/atau
6.      Ketergantungan ekonomi, dan/atau
7.      Dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain
Konfigirasi masyarakat multikultural.

Furnival mengemukakan bahwa apabila dilihat dari konfigurasi etnis atau kelompok yang menjadi unsurnya, paling tidak terdapat empat macam masyarakat majemuk, yaitu: (1) masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang, (2) masyarakat majemuk dengan maioritas dominan, (3) masyarakat majemuk dengan minirotas dominan, dan (4) masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental.

1. . Masyarakat majemuk dengan konfigurasi kompetisi seimbang
Di antara kelompok-kelompok yang ada, masing-masing mempunyai kekuatan kompetisi yang seimbang, tidak ada satupun kelompok yang dapat menguasai yang lain. Integrasi sosial sebagai sebuah masyarakat besar tidak mudah terjadi, kecuali kalau ada di antara kelompok-kelompok tersebut yang berhasil membangun koalisi lintas kelompok, misalnya lintas etnik yang membentuknya.

2. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi maioritas dominanDi antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok besar dan berkuasa.

3. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi minoritas dominan.Di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok yang kecil tetapi berkuasa

4. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental.Masyarakat multicultural secara secara sederhana adalah masyarakat yg memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda
Berikut ini pengertian mayarakat multicultural menurut beberapa para ahli:
1. Furnivall
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.
2. Clifford Gertz
Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
3. Nasikun
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat deverseyang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.
4. Kesimpulan saya
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang teriri dari berbagai elemen, baik itu suku, ras, dll yang hidup dalam suatu kelompok masyrakat yang memiliki satu pemerintaha tetapi dalam masyarakat itu masig terdapat segmen- segmen yang tidak bisa disatukan.

B.KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARKAT MULTIKULTURAL
Apabila kita amati,pada masyarakat multicultural terdapat  bermacam-macam kelompok sosial
 1.Perkumpuln sosial
Perkumpulan sosial adalah perkumpulan yang ssengaja di bentuk masyarakat sebagai tempat untuk melaksnakan aktivitas dan mencpi tujuan bersama.perkumpulan sosial yang berbentuk secaara alami,misalnya marga tarign,yang dalam bahasa inggris disebut group atau primary group.istilah primary group berasal dari C.H Coolay,yang menguraikan konsep tersebut dalam bukunya social organization(new York,ch scribner’s son 1909).sistem organisasinya di sebut informal organisasion.
2.komunitas
Komunitasvdalam bahas inggris disebut community yang bila di terjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti masyarakat setempat.istilah komunitas di gunakan untuk menunjuk kelompok-kelompok sosial sepert:
            a.kelompok warga sebuah kampong
            b.kelompok warga sebuah desa
            c.kelompok warga sebuah kota
            d.kelompok warga sebuah suku bangsa
            e.kelompok orang yang bekerja sebagai petani
            f.kelompok orang yang profesinya sebagai pegwai negeri
            g.kelompok orang yang bekerja sebagai karyawan pabrik,dan seterusnya
masyarakat yang memiliki wilayah yang luas dan parmanen biasanya mempunyai ikatan soladiritas dan primadonal yang cukup kuatebagi pengaruh kesatuan tempat tingglnya.persaan demikian merupakan identifikasi manusia terhadap daerah tempat tinngal di sebut community sentiment,community sentiment adalah suatu perasaan yang di miliki oleh anggota kelompok masyarakat yang dalam kehidupannya saling memerlukan member dan menerimaserta tanah yng di tempati memberikan kehidupan
a.perasaan
seperasaan timbul akibat seseorang berusaha mengidentifikasih dirinya dengan orang lain dalam masyarakat
b.sepenanggungan
tiap-tiap orang dalam suatu kelompok komunitas biasanya memiliki persaan senasib dan sepenanggungan,perasaan seperjuangan atau perasaan satu pengalaman sejarah
c.saling memerlukan
individu dalam suatu komunitas akan mera dirinya sangat tergantung pada kelompok sosialnya baik yang menyangkut kebutuhan materal maupun spiritual.

3.golongan sosial
Golongan sosial adalah siatu kesatuan manusia yang di tandai oleh suatu ciri-ciri tertentu dan mempunyai ikatan identitas sosial.identtas sosial tumbuh dan berkembang sebagai respon terhadap pihak luar ketika memandag golongan sosial tersebut.

4.kategori sosial
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terbentuk karana mempunyai cirri-ciri objektif yang yang biasanya dikenakan oleh pihak luar dengan maksud tertentu.misalnya dalam masyarakat suatu Negara ada kategori warga Negara di atas umur 18 tahun dan kategoi di bawah umur 18 tahun ke bawah.dengan maksud untuk membadakan antar warga negaara yang mempunyai hak memiih dan warga Negara yang tidak mempunyai hakpilih dalam pemilihan umum.

5.MASYAAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
a. Masyarakat desa masyarakat yang sebagian besar penduduknya bekerja      sebagai petani.
 Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat

b. Masyarakat kota masyarakat yang sebagian besar penduduknya bekerja beragaMasyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1.      kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2.      orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
3.      Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4.      pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5.      kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6.      interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7.      pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8.      perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar

CIRI CIRI MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARKAT PERKOTAAN
1. Masyarakat pedesaan
- Kehidupan masyarakat lebih tergantung pada keadaan alam.
- Mata pencahariannya bertani, nelayan dan berternak.
- Memiliki keragaman suku bangsa, bahasa, kepercayaan dan adat istiadat.
- Ukuran pelapisan sosial ialah kepemilikan tanah dan kebangsawanan.
- Masyarakat pedesaan cenderung teguh memegang nilai agama, etika dan moral.

          2.Masyarakat perkotaan
- Masyarakat kota tidak bergantung pada subur tidaknya keadaan alam.
- Masyarakat perkotaan memiliki ciri-ciri sosial, kebudayaan dan pekerjaan masyarakat perkotaan ialah heterogen (beragam).
- Ukuran pelapisan sosial ialah, kekayaan, pendidikan dan status sosial.
- Masyarakat perkotaan berorientasi pada nilai-nilai ekonomi dan pendidikan.



.
C.PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
  1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
  2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
  3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
  4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
  5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
  6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
  7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
  • pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
  • pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
  • masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
  • ketentuan kasta dan contoh perilaku.
Mobilitas Sosial.
Mobilitas berkaitan dgn perpindahan yg disebabkan oleh pendidikan kota yg heterogen, terkonsentrasi
nya kelembagaan-kelembagaan.
  • banyak penduduk yg pindah kamar atau rumah
  • waktu yg tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan
  • bepergian setiap hari di dalam atau di luar
  • waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
  • masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
  • dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif
Pengawasan Sosial.
Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lbh menyangkut masalah pelanggaran
Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi
dari individu dibandingkan dengan kota
Standar Kehidupan
Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian
Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masingmasing faktor yang berbeda
Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan
norma yang berlaku
Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkanKota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota.sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.



ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
-          Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
-          Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
-          Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
-          Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
-          Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a)    Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b)    Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya ;
c)    Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru ;
d)    Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
1)    Menekan angka kelahiran
2)    Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
3)    Membendung urbanisasi
4)    Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
5)    Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar
6)    Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan


 D.MASYARAKAT TRADISONAL DAN MASYARAKAT MODERN
Masyarakat tradisional masyarakat yang masih dipengaruhi oleh adat istiadat kebiasaan lama.
Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Masyarakat tradisional umumnya hidup di daerah pedesaan sehingga umumnya disebut juga sebagai masyarakat desa. Cirri yang paling pokok dalam kehiduapan masyarakat tradisional adalah keteragantungan terhadap lingkungan alam sekitarnya. Penyesuaian terhadap alam sangat mempengayruhi struktur kemasyarakatan, adat istiadat, fungsi social dan corak kehidupan lainnya. System mata pencahariaan dalam masyarakat tradisional umumnya bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam yaitu system pertanian.

. Masyarakat modern masyarakat yang sudah majudan tidak dipengaruhi oleh adat istiadaT
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya memunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peraadaban masa kini. Masyarakat modern telah bebas dari kekuasaan adat istiadat lama. Masyarakat modern umumnya telah tinggal di daerah perkotaan sehingga disebut juga masyarakat kota. Masyarakat kota biasanya hidup dari sektor industry, dan sector jasa

Perbedaan antara masyarakat tradisional dengan masyarkat modern jika dilihat dari berbagai faktor sebagai berikut :
1. Perekonomian
• Tradisional
 Ditinjau dari segi ekonomi, masyarakat tradisionat rata- rata
ü termasuk ke dalam ekonomi kelas menengah ke bawah / golongan ekonomi rendah karena mata pencaharian masyarakat tradisional yaitu mengotah afam seperti bertani, berkebun, bertadang, beternak, sehingga penghasilannya pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja.
 Cara berusaha (ekonomi) pada masyarakat desa adalah agraris yang
ü paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam.
• Modern
 Perekonomian pada masyarakat taradisional rata- rata termasuk ke
ü dalam golongan sedang hingga ketas menengah atas karena mata pencaharian mereka yang rata- rata sesuai dengan perkembangan zaman dan menunjang pembangunan negara seperti dokter, arsitek, pegawai, bisnis dll.
2. Pembagian kerja
• Tradisional
 Masyarakat tradisional umumnya dalam pembagian kerja dilakukan secara
ü bersama- sama/ gotong royong karena bagi masyarakat tradisional sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaaan.
 Pola pembagian kerjanya cenderung dibedakan dan pembagian kerja
ü dibedakan menurut jenis kelamin dan lapangan pekerjaannya masih kurang.
• Modern
 pada masyarakat modern, sistem pembagian kerja bersifat
ü individulistik karena masyarakat modern cenderung untuk mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bersama.
 Pada masyarakat modern terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan dan terpisah dari pengaruh struktur sosial lainnya.
ü
3. System pelapisan sosial
• Tradisional
 Pada masyarakat tradisionai sangat menonjolkan kedudukan. Sehingga
ü semakin tinggi kedudukan seseorang/lapisan sosial maka akan semakin dihormati oleh masyarakat di sekitarnya.
 pada masyarakat trdisional pelapisan sosialnya terjadi dengan
ü sendirinya, maka kedudukan seseorang pada suatu strata tentu terjadi secara otomatis, misalnya karena usia yang tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih , atau kerabat pembuka tanah, seseorang memiliki bakat seni atau sakti.
• Modern
 masyarakat moderen dilihat dari prestasinya. Semakin tinggi prestasi
ü orangtersebut maka peranan orangtersebut dalam masyarakat semakin tinggi.
 Pada masyarakat modern lapisan sosialnya di tentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan pada seseorang .
ü
\
4. Mobilitas Sosial
• Tradisional
 mobilitas sosoial masyarakat tradisional terbatas dan kelompok local yang stabil.
ü
 Mobilitas territorial lebih jrsng terjadi
ü
 Mobilitas/ perpindahan dari desa kekota lebih banyak Masyarakat
ü tradisional tempat tinggalnya bisa berpindah- pindah sesuai dengan persediaan makanan atau hewan buruan. Berada di pedesaan bahkan dipedalaman
• Modern
 Mobilitas sosial masyarakat modern tinggi dalam arti luas.
ü
 Penduduk kota lebih dinamis dan mobilitasnya cukup tinggi.
ü
5. Tingkat Pendidikan
• Tradisional
 Masyarakat tradisional rata- rata memiliki tingkat pendidikan yang
ü lebih rendah dibandingkan masyarakat modern. Biaya pendidikan yang dianggap mahal oleh masyarakat tradisional sehingga mereka berasumsi bahwa daripada melanjutkan pendidikan yang membutuhkan biaya mahal lebih baik bekerja karena dapat menghasilkan uang urituk memenuhi kebutuhan hidup.
 Tingkat pendididkan di desa masih kurang atau tertinggal, seperti
ü pada fasilitas yang ada di sekolah, perlengkapan belajar mengajar juga masih kurang lengkap.
• Modern
• Pada masyarakat modern yang sangat memprioritaskan pendidikan, karena bagi mereka pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik.
6. Sistem Komunikasi
• Tradisional
 masyarakat tradisional terbatas dibandingkan masyarakat modern.
ü Masyarakat tradisional biasanya kurang mengikuti perkembangan teknologi dibanding masyarakat modern
• Modern
 pada masyarakat modern system komunikasinya sudah maju, terutama alat komunikasinya bermacam macam dan canggih
ü
 masyarakat modern sendiri sangat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi segingga dapat melakukan komunikasi ddengan mudah
ü
7. Nilai Budaya
• Tradisional
 Masyarakat tradisional memiliki nilai budaya yang lebih kental dalam
ü arti lebih sering digunakan dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisional senantiasa menggunakan nilai- nilai budaya yang ada untuk pedoman dalam berperilaku. Biasanya nilai- nilai budaya yang ada pada masyarakat tradisional sifatnya tidak tertulis.
• Modern
 pada masyarakat modern lebih cenderung menggunakan norma / aturan sebagai pedoman dalam berperilaku.
ü
 pada masyarakat modern dianggap mempunyai ingkatt kebudayaan yang
ü tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang.
8. Sistem kepemimpinan
• Tradisional
 Pada masyarakat tradisional mem’iiiki sistem kepemimpinan yang kurang
ü maju/ terbatas dibandingkan dengan masyarakat modern yang lebih maju. Masyarakat tradisiona! biasanya menentukan suatu pemimpin berdasarkan strata sosial,
• Modern
 pada masyarakat modern system kepemimpinan di anggap sangatlah
ü penting , karena masyarakat berlombah – lombah untuk menjadi seorang pemimpin untuk memperoleh stats yang tinggi sehingga pemimpin di anggap sangatlah tinggi dan penting.
9. Penerapan Tekonologi
• Tradisional
 Masyarakat tradisional dalam penerapan teknologi sangat terbatas
ü dibandingkan masyarakat modern. Masyarakat tradisiona! cenderung kurang mengikuti perkembangan teknologi karena bagi mereka teknologi kurang menunjang dan bukan prioritas utama dalam kebutuhan hidup mereka.
• Modern
 Lain halnya dengan masyarakat modern yang hidupnya sangat tergantung
ü pada teknologi sehingga sangat mengikuti perkembangan teknologi untuk menunjang hidupnya.
10. Pola Hubungan Sosial / Interaksi Sosial
• Tradisional
 Pola hubungan sosiat pada masyarakat tradisiona! sangat terasa sekali
ü dibandingkan masyarakat modern karena masyarakat tradisional senantiasa bergotong royong dalam segala hal
• Modern
 masyarakat modern pola hubungan sosiat kurang terlaksana dengan baik karena masyarakat yang individualistic.
ü


CIRI CIRI MAYARAKAT TRADISIONAL DAN MASYARAKAT MODERN

A. Masyarakat tradisional
- Pola sikap dan perilakunya sederhana baik dalam berfikir, berbahasa maupun bertindak.
- Hubungan kekerabatan masih kuat, perbedaan kelas sosial tidak terlalu menonjol dan pelapisan masyarakatnya masih sederhana.
- Alat-alat perlengkapan hidupnya masih sangat sederhana.
- Sistem mata pencaharian pada umumnya bercocok tanam, berburu, maramu, berternak dan menangkap ikan.

B. Masyarakat Modern
-hubungan antarmanusia terutama di dasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi
-hubungan dengan masyarakat lain di lakukan secara terbuka dalam suasana saling memengaruhi kecuali(mungkin)  dalam penjagaan rahasia penemuan-penemuan baru.
-kepercayaan yang kuat pada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi ssebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejatraaan masyarakat
-masyarakat tergolong-golong menurut profesi serta keahlian yanh masing-masing dapat di pelajari dan0di tingkatkan dalam lembaga-lembaga pendidikan ketrampilan dan tujuan
-tingkat pendidikan formal,pada umumnya tinggi dan merata
-hukuman yang berlaku pada pokoknya adalah hukuman tertulis yang sangat kompleks
-konomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang di dasarkan atas penggunaan uang dengan alat-alat pembayaran lain.

0 komentar:

Posting Komentar